Buku Negara Islam Indonesia, Antara Fitnah dan Realita


Buku Negara Islam Indonesia, Antara Fitnah dan Realita


Setengah abad telah berlalu atau tepatnya 59 tahun semenjak SM Kartosoewirjo memproklamasikan Negara Islam Indonesia pada 7 Agustus 1949 M/12 Syawal 1368 H. Tetapi hingga kini pembicaraan tentang Negara Islam Indonesia masih mengundang silang sengketa, prasangka dan bahkan reaksi yang berlebihan. Setiap muncul upaya menegakkan syariat Islam secara kaffah, maka dapat dipastikan tudingan dan tuduhan negatif akan mengarah kepada Darul Islam (cq. Negara Islam Indonesia) yang oleh Pemerintah Pancasila NKRI dipandang sebagai pelopor utama munculnya ide Negara Islam.
Mengungkapkan sejarah perjuangan Negara Islam Indonesia dan proklamatornya, sang Imam awal, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, sama pentingnya dengan mengungkapkan fakta kebenaran yang sering luput bahkan hilang dari pandangan sebagian besar kaum muslimin di bumi Nusantara Indonesia. Hal ini perlu dilakukan, sebab dalam per-jalanan sejarahnya, NII dan sang Imam telah banyak dimanipulasi bahkan ditutup-tutupi oleh penguasa yang tengah berjaya. Sejarah seringkali menjadi alat legitimasi penguasa. Rezim diktator Soekarno semasa Orde Lama yang kemudian dilanjutkan oleh rezim tirani Soeharto Orde Baru selama puluhan tahun menuai sukses besar dalam membohongi, menye-satkan dan terus-menerus secara sistematis menyebar dusta di sekitar perjuangan Negara Islam Indonesia. Namun, respon dan reaksi yang diberikan oleh para penerus Negara Islam Indonesia senantiasa hadir mengimbangi manipulasi tersebut.
Ini membuktikan bahwa ideologi tidak pernah mati. Para pelaku seja-rah boleh saja pikun atau sirna dari pandangan mata yang kasat, namun ide tetap bertahan, bertengger di sudut bongkahan sejarah. Ide-ide terus berkembang, menyempurnakan diri dan beradaptasi dengan kemajuan jaman. Negara Islam Indonesia tidak mati dan akan selalu terus abadi di hati kaum muslimin yang sadar akan tugasnya selaku hamba Allah untuk beribadah dan menjadi Khalifah di muka bumi. SM Kartosewirjo mungkin telah berbaring dengan tenang di pusaranya, tetapi ide, gagasan, dan cita-citanya akan terus hidup dan dilanjutkan oleh para pelanjut perjuangan-nya. Ia telah menyiram dengan darah dan membuktikan sikap istiqomah-nya agar perjuangan Negara Islam Indonesia tetap berlanjut, dan sekarang amanah perjuangan telah beralih kepada kita serta setiap orang yang yakin bahwa hanya Al Quran dan Hadits Shahih sebagai hukum tertinggi.
Negara Islam Indonesia telah lama mengalami berbagai fitnah dan syubhat yang mengakibatkan kesucian perjuangannya menjadi samar di mata kaum muslimin, di samping itu kelemahan yang dialami segenap Mujahidin NII akibat terus-menerus diburu aparat intelijen musuh dan menjadi intaian peluru tentara lawan serta padatnya agenda perjuangan yang harus diselesaikan menjadikan mereka belum bisa maksimal dalam menjawab dan menjelaskan berbagai fitnah dan syubhat tersebut.
Tetapi sedikit demi sedikit upaya untuk menjelaskan mana fitnah dan mana realita dari Negara Islam Indonesia mulai dilakukan dengan harapan semoga kiranya jalan perjuangan yang ditempuh akan menjadi lebih mudah dilalui, untuk itu pula buku ini diterbitkan sekedar penjelasan bagi kaum muslimin sekalian agar menjadi jelas mana al haq dan mana al bathil. Mudah-mudahan apa yang tengah dirintis menjadi jalan bagi bangunnya hati-hati yang selama ini tertidur juga menjadi sebab bangkitnya kaum muslimin untuk membela izzul Islam wal muslimin.
Buku kecil ini hadir di tengah-tengah derasnya arus perkembangan umat manusia untuk mencari ide terbaik dalam mengelola sebuah negara. Buku ini hanyalah sebuah historical memoric device untuk mengingat kem-bali kearifan lokal masa-lalu Indonesia. Masih banyak hal yang perlu digali dari situs sejarah masa lalu dan diinterpretasikan untuk menjawab per-soalan-persoalan kontemporer. Akhirnya, dari pantai harapan dan di tapal batas perjuangan, semoga kiranya buku ini bermanfaat jua adanya serta menjadi amal shaleh yang akan terus mengalir sepanjang masa dengan hadirnya generasi pejuang dan perjuangan yang bergenerasi hingga Allah SWT berkenan memenangkan para mujahid-Nya. Amin.

Mardhatillah, Syawal 1429 H
Wassalam bil Khair

Al Chaidar

Postingan Populer